Jumat, 26 Agustus 2011

Sang Kata Pamit Malam itu

malam itu aku terkejut oleh
tigakali ketukan di pintu hatiku
siapakah yang hendak berkunjung
di bawah langit tanpa rembulan
kuintip dari jendela di sebelah
melalui selasela kordenkotakkotak
siapakah gerangan yang mengetuk
tigakali dengan perlahan sekali
astaga sebuah kata sedang berdiri
di muka daun pintu yang membeku
adakah yang hendak disampaikan
pada suasana hening melenakan ini
ah, biarlah dia hendak kabarkan
apa saja yang memang layakpatut
aku dengar, simak, resap, renung
jika memang itu demi kebaikan
kugapai pegangan pintu, lalu
kugerakkan dengan satutekanan
taklupa kutarik ke dalam agar
daunpintu terkuak untuknya
“salam sejahtera bagimu, rumahmu
serta seluruh orang yang engkau
sirami salam sejahtera seperti yang
senantiasa saya hibahkan,” sapanya
“terimakasih, dan salam sejahtera
pula bagimu, wahai pejalansunyi
yang selalu menyambangi relung
hati para kerabatmu,” balasku
“maafkanlah saya jikalau ternyata
kedatangan saya sesungguhnya telah
mengusik lakusekapbunyimu yang
engkau sedang jalani.”
“takusahlah kawan perpanjang tempo
di luar pigura peta rencana yang sejak
di asalmu tersusun dengan penuh
perhitungan yang sepatutnya.”
“baiklah bila begitu yang engkau
inginkan agar saya berjalan pada
alur waktu yang berlaku,” ujarnya
dengan tetap bernada rendah
“oh iya, silakan masuk dahulu
di gubukkhusyukku yang sering
menjadi persinggahan kawankawan
dari jelajahhatinurani.”
“terimakasih. saya rasa tak usah
masuk dan duduk nyaman menyita
agenda, sebab saya hanya seorang
hamba, tak lebih dari posisi saya.”
aku langsung memasung suara dan
susunan hurufhuruf seraya pandang
sang kata bergumul dengan kabar
yang telah dipikulnya
“saya mohon pamit dari segala
usahamu suguhkan isibilikhatimu,
jeritanjiwamu, tawariarasamu jadi
sajaksajak pantulan pribadimu.”
oh aku tertegun. sang kata hendak
pergi kemanakah? apa aku sudah
kehabisan gagasan, ditinggal ilham
sehingga sang kata merasa siasia?
sang kata tidak meneruskan kalimat
cuma menatap butiranbutiran pasir
yang turut memikirkan ujungjalan
bagi sang kata temukan oasenya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar