Jumat, 26 Agustus 2011

Sang Putri Penglipur

telaga elok memadu keindahan
pantulan rembulan menyeruak, terombang ambing gelombang
bocah bocah ndeso riang dolanan
memadu suara alam, riang berpadu tercipta nuansa merdu
untuk ke elokkan telaga di lereng merapi,
tiada jemu berlagu nyanyi bocah
maka keangkaraan menggeliat seruak
sang naga tiada peri mendobrak pintu riang
bocah bocah kecil terbirit ketakutan
telaga sunyi, hiruk pikuk
surya sembunyi di balik awan hitam
tarian murka keangkaramurkaan bergema
dentum langkah naga menggetarkan telaga
“ tolong ”
“ tolooooooooong ”
“ jangan ”
“ Jangaaaaaaaaaaaan ”
………….nyanyi angkara murka mendentum
……………sela
apakah itu ?
dari kejauhan terdengar alunan seruling
sejenak terdiam, layu terbawa merdu alunan
sang naga tertidur dibawalah kembali ke sukma oleh penguasa merapi
pelipur bocah bocah di lerengnya
Sang Puteri peniup seruling tak sempat bercakap
kebahagiaan tercipta kembali dalam lagu bocah
telaga bermakna seri dalam syair,
“ cublak cublak suweng suwenge ting gelender mambu ketundung gudel tak empo lera lero sapa ngguyu ndelikake sir, sir pong delik gosong sir,sir pong delik gosong.”
“ cublak cublak suweng suwenge ting gelender…………………”
“ cublak cublak suweng……………………”
berkali kali kidung itu berkumandang
memenuhi nuansa sukacita bocah merapi dinaung Puteri Jelita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar